Langsung ke konten utama

Tuntut Pemprov Membagi Kue Pembangunan Secara Adil


Kepulauan Sula (Kepsul) merupakan salah satu Kabupaten di Maluku Utara
(Malut) yang cukup jauh jangkauannya, dengan Ibu Kota Provinsi. Kerena jarak jang jauh, kadang, Pemprov 'lupa', bila Sula merupakaian bagian, dari Malut. 'Kue' pembangunanya juga sering dibagi tak merata. Sula
kadang hanya mendapat sisa dari pembagian kue-kue pembangunan tersebut. ''Selamat ulang tahun, semoga dimomentum HUT ini Pemprov lebih giat
melakukan pembangunan di segala sektor. Terpenting dari pembangunan
itu, seluruh masyarakat harus merasakan dampaknya. Jangan di daerah
lain dapatnya besar, sementara di Sula tak dapat apa-apa,'' kata
Akademisi STAI Babussalam Kepsul, Syahrul Takim, Minggu (11/10) dua pecan lalu.

Menurutnya dalam APBD 2015, kue pembangunan untuk Sula cukup
kecil dibandingan dengan daerah lain. Padahal di Sula masih
banyak kebutuhan pembangunan. Meski begitu dia mengaku untuk bantuan pendidikan, melalui STAI Babaussalam, Pemprov juga memberikan andilnya. Dia berharap
ke depan bantuan pendidikan masih tetap ada. Rizal Umaternate, salah satu Mahasiswa Kepulauan Sula, menyoroti hal yang sama. Menurutnya selain pemerataan kue pembangunan, akses Pemprov ke Sanana juga harus dibuka. Salah satunya melalui jalur transportasi
udara yang sampai sekarang masalah bandara belum juga
terselesaikan. ''Setiap masalah yang ada di Sula juga bagian
dari Pemprov Malut, sebab di Sula juga adalah daerah Malut,'' tandasnsya
Sejumlah siswa di Sanana, juga meminta, bantuan pendidikan baik
fasilitas, sarana dan prasarana, harus diberikan Pemprov Malut,
agar dari sisi fasilitas bisa sama dengan sekolah lain terutama
sekolah- sekolah di Ternate. ''Kami di Sula juga bisa
bersaing, dengan siswa-siswa yang ada di Ternate atau daerah lain di
Indonesia. Harapan kami dunia pendidikan di Sula juga diperhatian
pemerintah Provinsi,'' tutur, Nurhartini Buamona, salah satu siswa SMP 1 Sanana. Begitu juga para pedagang bawang rica tomat (Barito), dan pedagang ikan, di pasar
Basanohi Sanana, tak meminta yang muluk-muluk. ''Kalau kami yang
penting pasarnya bagus, tempat berjualan layak itu sudah cukup,
agar kami bisa berjualan dengan baik dengan begitu hasilnya selain
untuk makan juga untuk keperluan sekolah anak- anak,'' Burhanudin salah satu pedagang.(ul)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKILAS MENGENAL ABANG RUDI

Rudi Duwila, Keseharian biasanya saya sapa beliau dengan panggilan Abang Rudi. Panggilan ini memang sangat kental dikalangan warga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sepengetahuan dan sepengalaman saya, beliau adalah sosok kakak yang sederhana, dermawan, murah senyum, sapa sesama, sabar, rendah hati dan banyak lagi yang patut untuk di dijadikan teladan.  Sebagasi yunior saya adalah salah satu yang mendapat perlindungan dari Bang Rudi waktu berproses menjadi mahasiswa kala itu, saya sangat merasakan perlindungan dari beliau diantara para senior lain kala itu, sebut saja Budi Banapon,  Bustamin Sanaba , Ipa Irfan  dan lain-lain, karena setahu saya sewaktu mulai aktif di HPMS Cabang Kepulauan Sula sejak tahun 2013 dengan Jabatan Ketua Komisariat HPMS STAIN Sanana, mereka inilah senior yang saya kenal. Perlindungan dan Kasih sayang para senior termasuk Bang Rudi  dapat resapi dalam pola kehidupan berorganisasi dan kesehariannya. Dalam setiap gerakan aksi demonstrasi yang sa...

“PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM”

CATATAN KECIL                                                                              O L E H : SAHRUL TAKIM   BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Pendidik (Guru) merupakan salah satu hal terpenting dalam proses pendidikan. Tugas guru sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia di sisi Allah SWT dan mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tapi penghargaan yang tinggi tersebut diberikan kepada guru yang bekerja secara tulus dan ikhlas dalam mengajar peserta didiknya, atau bisa disebut juga guru tersebut bekerja secara professional...

Kampung Ku Dunia Ku; Sebuah Cerita

Oleh: Sahrul Takim   Hidup ini adalah pergiliran antara satu kenyataan dengan kenyataan berikutnya. Dari sejak awal dilahirkan di dunia ini, manusia sudah bersua dengan berbagai peristiwa dan ujian. Entah disadari atau tidak, yang jelas begitulah faktanya. Ada susah-senang, duka-suka, derita-bahagia, sakit-sehat, benci-gembira, tangis-tawa dan seterusnya. Semuanya dipergilirkan. Begitu kata sebagian orang bijak mengingatkan. Masuk dalam medan baru kehidupan atau apa yang dikenal dengan kehidupan dunia adalah pilihan takdir yang sudah diatur oleh Sang Kuasa. Tak ada yang mampu menolaknya. Tidak ada yang mampu ‘mengawali’ dan tidak ada yang mampu ‘mengakhiri’. Sebab kehadiran manusia—melalui rahim suci sang bundanya—adalah takdir yang tak mampu ditakar akal dan kemampuan manusia. Begitu juga, ketika kelak meninggal. Ia adalah takdir Sang Kuasa. Aku sebagai salah satu dari miliyaran manusia yang menghirup nafas di dunia ini tentu punya alur hidup tersendiri. Mau bagaimana aku menjalan...