SANANA – Tragis benar nasib Rury Salma J Laalfa (23). Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Kepulauan Sula (Kepsul) itu mengalami luka serius di wajah dan tubuhnya usai dibakar suaminya, Yusman (23). Sadisnya lagi, Rury dibakar di siang bolong, saat tengah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan Integratif (KKLI) di kampusnya.
Rury saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanana Sabtu (16/4) menuturkan, peristiwa pembakaran tersebut dilatarbelakangi kemarahan suaminya. Pasalnya, ajakan Yusman untuk rujuk ditolak mentah-mentah Rury. ”(Rumah tangga) kami sudah konflik. Sudah tiga bulan tidak serumah,” tuturnya sembari menahan sakit dari luka kabar yang ia derita.
Jumat (15/4) lalu, Yusman tiba-tiba mengirim pesan singkat ke ponsel Rury, menanyakan keberadaannya. Tanpa curiga, Rury mengatakan ia sedang berada di kampus. Yusman pun mendatangi kampus STAI yang terletak di Desa Pohea, Sanana Utara. ”Saat itu kuliah sedang istirahat karena yang lain sementara Jumatan,” sambung Rury.
Setibanya di kampus, Yusman mengajak Rury keluar ruang kuliah. Di luar, pelaku mengajak ngobrol dan meminta istrinya kembali rujuk. Rury langsung menolaknya. ”Saya tak mau rujuk. Tidak tahan lagi, sebab sudah berulang kali dipukuli dan diselingkuhi dia,” akunya.
Begitu mendengar penolakan Rury, Yusman tiba-tiba mengeluarkan sebotol bensin dari balik jaketnya. Bensin tersebut langsung disiramkan ke wajah dan tubuh korban. Pemantik api di tangannya pun ikut dinyalakan. Seketika, api berkobar membakar Rury yang tak sempat menghindar lantaran tak menyangka sang suami bakal bertindak nekat. Rury lalu berteriak-teriak kepanasan sementara Yusman langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor.
Beruntung, saat itu ada tiga teman sesama mahasiswa STAI yang berdiri tak jauh dari Rury. Ketiganya langsung memadamkan api di tubuh wanita itu dan melarikannya ke rumah sakit. Akibat pembakaran tersebut, Rury harus menjalani perawatan intensif untuk menangani luka serius di tubuhnya.
Pihak kampus tempat Rury menuntut ilmu berjanji akan memproses masalah ini ke ranah hukum. Kasus tersebut dinilai bukan sekadar masalah keluarga, namun telah menjadi masalah kampus juga. ”Yang dibakar ini adalah mahasiswa, dan peristiwa berlangsung di lingkungan kampus. Apalagi kejadian ini sudah direncanakan oleh pelaku. Besok kita lapor secara resmi ke kepolisian,” tegas Ketua Panitia KKLI STAI Babussalam, Syahrul Takim, Sabtu (16/4).
Syahrul sendiri mengaku kecewa dengan sikap polisi. Pasalnya, sebelumnya Rury pernah melaporkan Yusman atas tuduhan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan percobaan pembunuhan. ”Dulu korban mengaku hendak ditikam suaminya. Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi, tapi tak diproses,” ungkapnya.
Terpisah, Kasat Serse Polres Kepsul AKP Arifin La Ode Buri menyatakan, kasus pembakaran tersebut tengah ditangani pihak kepolisian. Pelaku diduga berani melakukan pembakaran lantaran kondisi kampus yang relatif sepi saat itu. ”Sementara sedang kita proses kasusnya,” ucapnya singkat.(rul/kai)
Komentar
Posting Komentar