SANANA – Bupati Kepulauan Sula (Kepsul) Hendrata
Thes, diminta mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Farid Umasangadji. Pasalnya,
Farid dinilai tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Banyak
pangkalan yang menjual minyak tanah di atas harga enceran tertinggi
(HET) dibiarkan.
Begitu juga dengan harga bensin di masing-masing depot yang harganya mencekik, yakni Rp 9 hingga Rp 10 ribu per liter, namun dibiarkan.''BBM ini adalah kebutuhan masyarakat setiap hari. Tetapi Disperindagkop terkesan diam, meski harga di pasaran mencekik,”tandas koordinator Gerakan Indonesia Baru (GIB) Kepsul, Syahrul Takim, Selasa (26/7).
Untuk minyak tanah di pangkalan dijual dengan harga Rp 4.500 hingga Rp 5 ribu per liter. Sementara harga HET harusnya Rp 3.500. Minyak tanah yang masuk siang hari, saat dibeli sore hari diakui sudah habis.”Ini akal-akalan pangkalan untuk menimbun, untuk selanjutnya menaikkan harga. Mestinya, hal-hal seperti ini Disperindagkop harus bersikap,”tegasnya.(rul/met)
Begitu juga dengan harga bensin di masing-masing depot yang harganya mencekik, yakni Rp 9 hingga Rp 10 ribu per liter, namun dibiarkan.''BBM ini adalah kebutuhan masyarakat setiap hari. Tetapi Disperindagkop terkesan diam, meski harga di pasaran mencekik,”tandas koordinator Gerakan Indonesia Baru (GIB) Kepsul, Syahrul Takim, Selasa (26/7).
Untuk minyak tanah di pangkalan dijual dengan harga Rp 4.500 hingga Rp 5 ribu per liter. Sementara harga HET harusnya Rp 3.500. Minyak tanah yang masuk siang hari, saat dibeli sore hari diakui sudah habis.”Ini akal-akalan pangkalan untuk menimbun, untuk selanjutnya menaikkan harga. Mestinya, hal-hal seperti ini Disperindagkop harus bersikap,”tegasnya.(rul/met)
Komentar
Posting Komentar