Langsung ke konten utama

KUALITAS WANITA DALAM KEJAHATAN PERADABAN MANUSIA; Suatu Renungan

                     

 Oleh: Sahrul Takim.

Peradaban Manusia Selalu Saja Menuju Pada Tahapan penyempurnaan jika semua di ukur dalam setiap etape kehidupan sejak masa lalu hingga kini. Hal itu bisa terjadi karena tradisi manusia selalu terbaharui, dari tradisi yang tidak tepat akan digantikan dengan tradisi yang bermartabat.

Namun dibalik kaca peradaban itu selalu saja menampakkan sisi kelam dimana para wanita selalu menjadi objek keburukan, kesewenang-wenangan, alat eksploitasi,  bahkan menanggung akibat dan beban sejarah dengan kata lain wanita menjadi tumbal dalam pembaruan sejarah peradaban manusia.

Mereka para wanita kadang dianggap sampah peradaban, dilecehkan, dipermalukan, direndahkan, dijadikan bahan aduan, dijadikan alat pemuas nafsu, dijadikan barang dagangan. Mereka diperlakukan secara tidak adil dihadapan Tuhannya para manusia dan ditempatkan pada kelas yang paling bawah dalam strata sosial.

Lihatlah disekeliling mu, lihatlah di belahan negara-negara, lihatlah diantara garis damarkasi bangsa-bangsa, lihatlah di kota-kota besar hingga di pedesaan sekalipun yang terdalam dan terpencil itu, bahkan kau bisa saksikan dalam lintasan sejarah manusia. Kau akan lihat ketidakadilan ini begitu nyata terhadap perempuan.

Disana kalian akan menyaksikan keirihatian para pria, kesalahpahaman dalam menafsirkan keseimbangan peran, nafsu ingin berkuasa, kesombongan akan kekuatan yang dimiliki, kebencian karena kedangkalan perasaan. Dimana semua itu wanitalah yang paling merasakan penderitaannya dan wanitalah yang menanggung akibatnya.

Karena semua keburukan pria, baik dimedan peperangan sejak jaman dahulu hingga kini dalam berbagai pertarungan apakah itu Medan politik, ekonomi, sosial, pertahanan, hingga jabatan dan kekuasaan dimana wanita dipihak mereka yang kalahlah yang menanggung korban. Lihatlah, suami mereka yang kalah dan  mati dalam peperangan namun istri mereka tak  kalah namun berjuang menghidupkan anak-anaknya. Itu salah satu bukti dari sekian banyak peristiwa kehebatan wanita.

Lihatlah mereka yang kehilangan status sosial, kehilangan jabatan hingga kehilangan pendapatan namun jarang diantara mereka yang akan kehilangan istri-istrinya, para wanita itu akan turut merasakan penderitaan yang sama, akan menanggung derita bersama, menangis bersama dan berjuang untuk bangkit bersama. Apakah Kau pernah memikirkan itu kawan.

Para pria akan kehilangan harga dirinya saat dikuasai oleh minuman keras atau kalah dalam perjudian, sedangkan wanita justru menerima siksaan dan kelaparan akibat kehilangan harta suaminya. Para pria yang dikalahkan akibat kesombongannya, justeru membatasi kebebasan wanita dan justeru menghancurkan derajat para wanita.

Bahkan para pria yang kalah dalam kehidupan akan pergi meninggalkan dunia ini, namun para wanitanya tetap saja berjuang untuk memberikan makan dan menghidupkan anak-anak mereka, membesarkan anak-anak mereka, para wanita tak merasa rugi menggunakan nama kebesaran dari suaminya dibelakang nama anak-anak mereka dan rela mengorbankan asal usul mereka sendiri hanya untuk menghargai para pria.

Hitunglah semua penderitaan mereka di alam ini Kawan, hitunglah pengorbanan mereka dalam rantaian perjalanan hidup manusia, hitunglah beban mereka dalam menanggung semua akibat dari jahatnya peradaban manusia, hitunglah keihklasan mereka dalam menjaga agar kehidupan terus berjalan dan hitunglah seberapa kuatnya mereka bertahan ditengah semua itu.

Akan terlihat jelas bahwa jika dibandingkan pria, wanitalah yang paling menderita. Masyarakat Jenis apakah yang sedang kita bangun. Apakah kita ini manusia yang suka memanfaatkan manusia sesamanya untuk keuntungan kita sendiri. Bahkan kau tahu kawan, wanita yang dilecehkan itu justru melahirkan anak bagi mereka sebagai balasan berharga atas keburukan yang mereka berikan.

Lihatlah gejala alam semesta ini kawan. Bahkan ditengah terjalnya akar menembus dasar bumi dalam kegelapan hanya untuk menunjukkan bunganya yang indah dan menebarkan wewangian untuk siapa saja agar mendapatkan ketenangan hidup, keindahan hingga kehormatan. Semua itu agar dapat melahirkan buah yang baru, harapan baru dan kehidupan yang baru. Itulah kehebatan mereka para Wanita. Semesta ini akan menjadi saksi dan mempertanggungjawabkan kisah mereka di depan Ilahi Robbi.

_____________________

*Tulisan ini Hanyalah sebuah renungan tentang kehebatan perempuan ditengah pesatnya pelecehan terhadap derajat dan status mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKILAS MENGENAL ABANG RUDI

Rudi Duwila, Keseharian biasanya saya sapa beliau dengan panggilan Abang Rudi. Panggilan ini memang sangat kental dikalangan warga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sepengetahuan dan sepengalaman saya, beliau adalah sosok kakak yang sederhana, dermawan, murah senyum, sapa sesama, sabar, rendah hati dan banyak lagi yang patut untuk di dijadikan teladan.  Sebagasi yunior saya adalah salah satu yang mendapat perlindungan dari Bang Rudi waktu berproses menjadi mahasiswa kala itu, saya sangat merasakan perlindungan dari beliau diantara para senior lain kala itu, sebut saja Budi Banapon,  Bustamin Sanaba , Ipa Irfan  dan lain-lain, karena setahu saya sewaktu mulai aktif di HPMS Cabang Kepulauan Sula sejak tahun 2013 dengan Jabatan Ketua Komisariat HPMS STAIN Sanana, mereka inilah senior yang saya kenal. Perlindungan dan Kasih sayang para senior termasuk Bang Rudi  dapat resapi dalam pola kehidupan berorganisasi dan kesehariannya. Dalam setiap gerakan aksi demonstrasi yang sa...

“PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM”

CATATAN KECIL                                                                              O L E H : SAHRUL TAKIM   BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Pendidik (Guru) merupakan salah satu hal terpenting dalam proses pendidikan. Tugas guru sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia di sisi Allah SWT dan mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tapi penghargaan yang tinggi tersebut diberikan kepada guru yang bekerja secara tulus dan ikhlas dalam mengajar peserta didiknya, atau bisa disebut juga guru tersebut bekerja secara professional...

Kampung Ku Dunia Ku; Sebuah Cerita

Oleh: Sahrul Takim   Hidup ini adalah pergiliran antara satu kenyataan dengan kenyataan berikutnya. Dari sejak awal dilahirkan di dunia ini, manusia sudah bersua dengan berbagai peristiwa dan ujian. Entah disadari atau tidak, yang jelas begitulah faktanya. Ada susah-senang, duka-suka, derita-bahagia, sakit-sehat, benci-gembira, tangis-tawa dan seterusnya. Semuanya dipergilirkan. Begitu kata sebagian orang bijak mengingatkan. Masuk dalam medan baru kehidupan atau apa yang dikenal dengan kehidupan dunia adalah pilihan takdir yang sudah diatur oleh Sang Kuasa. Tak ada yang mampu menolaknya. Tidak ada yang mampu ‘mengawali’ dan tidak ada yang mampu ‘mengakhiri’. Sebab kehadiran manusia—melalui rahim suci sang bundanya—adalah takdir yang tak mampu ditakar akal dan kemampuan manusia. Begitu juga, ketika kelak meninggal. Ia adalah takdir Sang Kuasa. Aku sebagai salah satu dari miliyaran manusia yang menghirup nafas di dunia ini tentu punya alur hidup tersendiri. Mau bagaimana aku menjalan...