Langsung ke konten utama

Pengenalan eksistensi Mahasiswa



Oleh: Sahrul Takim
A.      Konsep Dasar-Dasar Kemahasiswaan.[1]
Menyandang gelar Mahasiswa merupakan suatu kebanggaan disatu sisi sekaligus tantangan disisi yang lain. Betapa tidak ekspestasi dan tangung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata. Mahasiswa juga bukan sekedar orang yang belajar diperguruan tinggi, tetapi pengertian mahasiswa justru lebih dari itu, Mahasiswa adalah seorang agent of change seorang agen pembawa perubahan, Seorang Problem Solfer Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masarakat, bangsa dan Negara, lebih familiar lagi biasa dikenal dengan agent of sains, agent of information, Presure grup dan, Creatifitas Minority.
Masyarakat awam melihat mahasiswa sebagai tempat dimana harapan akan sesuatu perubahan mereka gantungkan, secara garis besar setidaknya ada tiga peranan mahasiswa yaitu: peranan moral, social dan intelektual. Yang pertama peranan moral di dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah yang dituntut suatu tanggung jawab terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat. Kedua adalah peran social, selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peran social, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatan tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Yang terakhir adalah peran intelektual. Mahasiswa sebagai mahluk yang di cita-citakan sebagai insane pembaharu haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam kehidupan nyatad alam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar tersebut, bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki.
Peran mahasiswa dalam kaitannya untuk mewujudkan bangsa Indonesia atau lebih khusus Kepulauan sula yang lebih baik, bangsa ini tidak akan pernah mempunyai harapan bila para pemudanya khususnya mahasiswa hanya pandai berbicara “Sula bisa berubah, kami merubah Sula atau Sula masih mempunyai harapan misalnya” tanpa pernah melakukan tindakan nyata, tanpa pernah memberikan kontribusi nyata untuk Kepulauan Sula yang lebih baik. Karena segala janji dan ikrar takan pernah berarti apa-apa tanpa diiringi dengan tindakan nyata.
Untuk itu, setiap mahasiswa harus bersinergi, berfikir kritis dan bertindak kongkrit, untuk segera bersama-sama menjadi pelopor dalam pembaharuan kehidupan bangsa dan bernegara.
Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa seringkali dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili dan memperjuangkan aspirasi masyarakat dikala realita tidak sejalan dengan sebuah harapan yang ideal.
Oleh karena itu, seiring dengan identitas yang melekat padanya, ada peran-peran yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas tersebut, mahasiswa dituntut melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan, untuk semua harapan yang tertumpu padanya.
Dari aspek akademis, tuntutan peran mahasiswa hanya ada satu, yakni belajar..!. Karena konsekuensi identitas mahasiswa dalam aspek lainnya merupakan turunan dari proses pembelajaran. Belajar merupakan tugas inti !
Namun, tidak semua hal bisa dipelajari di ruang kuliah atau labolatorium. Sangat banyak hal yang harus kita pelajari diluar itu semua, dan salah satu wadah utama yang menyediakan kebutuhan itu ialah organisasi. Organisasi kemahasiswaan diantaranya, yang dengan luar biasa dapat memberikan kita kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai aspek. Aspek kepemimpinan, manajemen organisasi, team building, networking & human relation dapat kita kembangkan disini. Organisasi juga merupakan tempat kita mengaplikasikan ilmu yang kita peroleh di tempat kuliah.
Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan, dan diupayakan penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat. Diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.
Apa yang kita lakukan dalam organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah pembelajaran, perjuangan untuk bisa memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Dalam perannya sebagai masyarakat suatu bangsa, mahasiswa juga dituntut untuk peduli, sadar dan merasakan kondisi nyata masyarakatnya yang sedang mengalami krisis multidimensional, serta mengekspresikan rasa empatinya tersebut dalam suatu aksi. Ketika meyakini kebenaran, mahasiswa sejati akan memberi secara ikhlas tanpa pamrih, berjuang sepenuh hati dan jiwa mereka. Daya analisis yg kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis intelektual.
Kampus merupakan gambaran dari masyarakat sesungguhnya karena memiliki kemiripan kompleksitas permasalahan serta struktur sosial dengan masyarakat sebenarnya. Ajang simulasi yang baik bagi mahasiswa untuk mendapatkan bekal ketika benar-benar terlibat dan terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.
Mahasiswa seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang diinisiasi mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis. Contohnya adalah mahasiswa menyususn system organisasi kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonomi), di kemudian hari Negara pun memberlakukan system otonomi daerah. Dalam kasus lain, mahasiswa menginisiasi pemilihan langsung presiden mahasiswa, kini presiden Indonesia pun dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.
Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan dimana seorang mahasiswa menimba ilmu dan pengalaman semasa di bangku kuliah. Aktualisasi dirinya dalam rangka pembelajaran guna diaplikasikan di kehidupan yang akan datang.
Seorang mahasiswa tidak pernah salah, ketika apa yang ia bicarakan benar-benar maka berarti ia hebat, tetapi ketika apa yang ia bicarakan salah maka itu karena ia sedang belajar. Jadi sebagai mahasiswa kita tidak boleh takut untuk terus belajar. Belajar tidak hanya didapat dibangku perguruan tinggi. belajar berorganisasi dan kegiatan social kemasyarakatan lainnya dapat meningkatkan pemahaman kita tentang kehidupan yang sebenarnya.
Belum pantas seseorang disebut mahasiswa tanpa memenuhi konsekuensi-konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang mahasiswa. Pemenuhan keseluruhan konsekuensi identitas tersebut menjadikan mahasiswa memiliki kebermaknaan sebagai seorang mahasiswa, mahasiswa sebenarnya, mahasiswa seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa !!

B.       Kedudukan Dan Peran Mahasiswa.[2]

Gelora pemuda adalah romantic perjuangan. Dalam kanca perjuangannya figure seorang pemuda ingin menunjukan jati dirinya sebagai manusia yang memiliki sejuta arti dengan memikul tanggung jawab yang cukup besar. Ia berusaha memunculkan diri sebagai seorang mahasiswa yang memiliki kekuata yang
tinggi sehingga aura jiwa mudanya benar-benar memancar (Hasan Albana)
Berkaitan dengan istilah mahasiswa seringkali diartikan dari kata per kata yang dimulai dari Maha yang berarti besar dan siswa berarti orang muda yang terdididk  secara structural dalam sebuah lembaga pendidikan. Sehingga layak mahasiswa memiliki kedudukan pada perbedaan jenjang pendidikan yang dibuktikan denmgan cerdas secara intelktual, emosional dan spiritual.
Kedudukan demikian yang memebedakannya dengan yang lain, akibat lingkungan kehidupannya yang terus disinyalir dengan budaya-budaya pendidikan. Namun yang menjadi batasan umumnya hanya pada sebuah pendefinisian, mahasiswa terletak pada keterikatan atau ketergantungannya dengan institusi perguruan tinggi yang digulumutinya. Namun jika telah selesai maka dia telah kembali menjadi rakyat, namun rakyat yang berkualitas serta berbeda dengan masyarakat biasa pada umumnya.
Kedudukan mahasiswa dalam masyarakat merupakan pemuda-pemudi generasi penerus bangsa yang berada dalam naungan universitas dan memiliki warna yang khas dalam kehidupan masyarakat, kerna peranannya baik diarena kampus maupun diluar kampus. Keunikan ini tampak pada serentetan atribut yang disandang mahasiswa yaitu intelektual muda yang berarti mahasiswa adalah pemuda yang berpengetahuan dengan intelektualitas yang dapat diandalkan.
Fungsi mahasiswa Kelompok penekan (pressure group) yang berarti mahasiswa memiliki kekuatan untuk menekan suatu hal atau pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat, sebagai agen pembaharu (agent of change), inilah fungsi penting dari mahasiswa yaitu mengeluarkan aspirasinya dan ide-ide hebatnya untuk melahirkan suatu system pemikiran baru yang berdampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu peran yang takkalah pentingnya adalah kedudukan mahasiswa sebagai moral force bagi masyarakat yang telah ditunjukan sejak jaman perjuangan kemerdekaan dengan lahirnya organisasi kepemudaan seperti budi utomo 1908, jong java, jong celebes, jong islamenten bond, jong sumateranen bond, jong ambon dan lain-lain.
Kedudukan khas yang ditempati oleh mahasiswa dalam lingkungan  masyarakat inilah yang selalu menjadi topic pembahasan yang menarik karena karena setiap masyarakat selalu menanti peran real dari mahasiswa untuk mengukuhkan kedudukan khas tersebut serta perwujudan dari ucapan Hasan Al bana (Gelora pemuda adalah romantisme perjuangan).
Terus bagaimana dengan peran mahasiswa dalam kedudukannya di kehidupan kampus, senada dengan perkataan hasan albana, bahwa gelora mahasiswa adalah romantisme perjuangan, merupakan kalimat yang maknanya dapat mencakup seluruh peran mahasiswa dalam kehidupan kampus, dimana gelora tersebut dibutuhkan untuk memperjuangkan kehidupan kampus dan peranannya bagi kehidupan bangsa.
Menurut Afif dalam karya ilmiahnya yang berjudul “peran mahasiswa dalam mengemban tri darma pergurun tinggi” disebut bahwa perguruan tinggi adalah lembaga tinggi terakhir dari herarki pendidikan formal yang mempunyai tiga misi yang diembankan yaitu: pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.[3]
Tiga misi yang diembankan tersebut, bukanlah misi yang ringan untuk direalisasikan. Misi pendidikan diperguraun tinggi merupakan proses berlangsungnya pewaris ilmu pengetahuan dari satu generasi ke generasi yang kemudian pada gilirannya akan mereformasikan peradaban umat manusia kearah yang lebih baik.
Berikutnya, agar dengan demikian proses alih generasi juga diikuti dengan proses alih pengetahuan dalam arti luas. Kemudian untuk menghindari stagnasi ilmu pengetahuan yang berorientasi pada tuntutan zaman, maka dalam proses berlangsungnya, pewaris ilmu pengetahuan tersebut membutuhkan pengembangan konsep atau teori kearah yang lebih baik.
Usaha pengembangan teori atau konsep yang dilaksanakan dengan sistematis malalui prosedur ilmiah. Kegiatan ini kemudian disebut dengan penelitian. Hasil dari seluruh kegiatan pewaris pengetahuan yang diikuti dengan pengembangan konsep yang terus di Up to date sebagai alat, bekal dan persiapan untuk mewujudkan misi terakhir yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
Dengan demikian untuk lebih berada pada tataran real, pelaksanaannya membutuhkan kesadaran secara kolektif akan kedudukan dan peran kemahasiswaan sehinga tidak berhenti sebagai mahasiswa biasa yang cenderung tumpul dalam menyikapi kondisi social serta oportunis akan lingkungannya sendiri, maka oknum tersebutlah yang merusak kefitrahan eksistensi dan perjuangan mahasiswa itu sendiri serta akan memikul dosa sejarah.


[1]Karya Ilmiah Ringkas ini Di Sampaikan Kepada Kelompok Kajian  Mahasiswa  Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, Kabupaten Kepulauan Sula Tanggal 12 Juli 2011.
[2]Karya Ilmiah Ringkas ini Di Sampaikan Kepada Kelompok Kajian  Mahasiswa  Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, Kabupaten Kepulauan Sula 20 juli 2011. Saat itu Penulis adalah Sekretaris Umum HMI Cabang Sanana Periode 2011-2012.
[3] Afif, Karya Ilmiah dengan judul “Peran Mahasiswa Dalam Mengemban Perguruan Tinggi” 2003

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKILAS MENGENAL ABANG RUDI

Rudi Duwila, Keseharian biasanya saya sapa beliau dengan panggilan Abang Rudi. Panggilan ini memang sangat kental dikalangan warga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sepengetahuan dan sepengalaman saya, beliau adalah sosok kakak yang sederhana, dermawan, murah senyum, sapa sesama, sabar, rendah hati dan banyak lagi yang patut untuk di dijadikan teladan.  Sebagasi yunior saya adalah salah satu yang mendapat perlindungan dari Bang Rudi waktu berproses menjadi mahasiswa kala itu, saya sangat merasakan perlindungan dari beliau diantara para senior lain kala itu, sebut saja Budi Banapon,  Bustamin Sanaba , Ipa Irfan  dan lain-lain, karena setahu saya sewaktu mulai aktif di HPMS Cabang Kepulauan Sula sejak tahun 2013 dengan Jabatan Ketua Komisariat HPMS STAIN Sanana, mereka inilah senior yang saya kenal. Perlindungan dan Kasih sayang para senior termasuk Bang Rudi  dapat resapi dalam pola kehidupan berorganisasi dan kesehariannya. Dalam setiap gerakan aksi demonstrasi yang sa...

“PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM”

CATATAN KECIL                                                                              O L E H : SAHRUL TAKIM   BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Pendidik (Guru) merupakan salah satu hal terpenting dalam proses pendidikan. Tugas guru sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia di sisi Allah SWT dan mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tapi penghargaan yang tinggi tersebut diberikan kepada guru yang bekerja secara tulus dan ikhlas dalam mengajar peserta didiknya, atau bisa disebut juga guru tersebut bekerja secara professional...

Kampung Ku Dunia Ku; Sebuah Cerita

Oleh: Sahrul Takim   Hidup ini adalah pergiliran antara satu kenyataan dengan kenyataan berikutnya. Dari sejak awal dilahirkan di dunia ini, manusia sudah bersua dengan berbagai peristiwa dan ujian. Entah disadari atau tidak, yang jelas begitulah faktanya. Ada susah-senang, duka-suka, derita-bahagia, sakit-sehat, benci-gembira, tangis-tawa dan seterusnya. Semuanya dipergilirkan. Begitu kata sebagian orang bijak mengingatkan. Masuk dalam medan baru kehidupan atau apa yang dikenal dengan kehidupan dunia adalah pilihan takdir yang sudah diatur oleh Sang Kuasa. Tak ada yang mampu menolaknya. Tidak ada yang mampu ‘mengawali’ dan tidak ada yang mampu ‘mengakhiri’. Sebab kehadiran manusia—melalui rahim suci sang bundanya—adalah takdir yang tak mampu ditakar akal dan kemampuan manusia. Begitu juga, ketika kelak meninggal. Ia adalah takdir Sang Kuasa. Aku sebagai salah satu dari miliyaran manusia yang menghirup nafas di dunia ini tentu punya alur hidup tersendiri. Mau bagaimana aku menjalan...