Oleh: Sahrul Takim
Menyandang gelar Mahasiswa merupakan suatu kebanggaan disatu
sisi sekaligus tantangan disisi yang lain. Betapa tidak ekspestasi dan tangung
jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa
diartikan kata per kata. Mahasiswa juga bukan sekedar orang yang belajar
diperguruan tinggi, tetapi pengertian mahasiswa justru lebih dari itu,
Mahasiswa adalah seorang agent of change seorang agen pembawa perubahan,
Seorang Problem Solfer Menjadi
seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh
masarakat, bangsa dan Negara, lebih familiar lagi biasa dikenal dengan agent
of sains, agent of information, Presure grup dan, Creatifitas Minority.
Masyarakat awam melihat mahasiswa sebagai tempat dimana
harapan akan sesuatu perubahan mereka gantungkan, secara garis besar setidaknya
ada tiga peranan mahasiswa yaitu: peranan moral, social dan intelektual. Yang
pertama peranan moral di dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa
dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah yang dituntut suatu
tanggung jawab terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk menjalankan
kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam
masyarakat. Kedua adalah peran social, selain tanggung jawab individu,
mahasiswa juga memiliki peran social, yaitu bahwa keberadaan dan segala
perbuatan tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus
membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Yang terakhir adalah peran
intelektual. Mahasiswa sebagai mahluk yang di cita-citakan sebagai insane
pembaharu haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam kehidupan nyatad alam arti menyadari betul bahwa
fungsi dasar tersebut, bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu
pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas
yang ia miliki.
Peran mahasiswa dalam kaitannya untuk mewujudkan bangsa
Indonesia atau lebih khusus Kepulauan sula yang lebih baik, bangsa ini tidak
akan pernah mempunyai harapan bila para pemudanya khususnya mahasiswa hanya
pandai berbicara “Sula bisa berubah, kami merubah Sula atau Sula masih
mempunyai harapan misalnya” tanpa pernah melakukan tindakan nyata, tanpa pernah
memberikan kontribusi nyata untuk Kepulauan Sula yang lebih baik. Karena segala
janji dan ikrar takan pernah berarti apa-apa tanpa diiringi dengan tindakan
nyata.
Untuk itu, setiap mahasiswa harus
bersinergi, berfikir kritis dan bertindak kongkrit, untuk segera bersama-sama
menjadi pelopor dalam pembaharuan kehidupan bangsa dan bernegara.
Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa,
harapan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa
seringkali dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu
mewakili dan memperjuangkan aspirasi masyarakat dikala realita tidak sejalan
dengan sebuah harapan yang ideal.
Oleh karena itu, seiring dengan identitas yang melekat
padanya, ada peran-peran yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dan
konsekuensi otomatis dari identitas tersebut, mahasiswa dituntut melakukan
sesuatu yang seharusnya dikerjakan, untuk semua harapan yang tertumpu padanya.
Dari aspek akademis, tuntutan peran mahasiswa hanya ada
satu, yakni belajar..!. Karena konsekuensi identitas mahasiswa dalam aspek
lainnya merupakan turunan dari proses pembelajaran. Belajar merupakan tugas
inti !
Namun, tidak semua hal bisa dipelajari di ruang kuliah atau
labolatorium. Sangat banyak hal yang harus kita pelajari diluar itu semua, dan
salah satu wadah utama yang menyediakan kebutuhan itu ialah organisasi.
Organisasi kemahasiswaan diantaranya, yang dengan luar biasa dapat memberikan
kita kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai aspek. Aspek
kepemimpinan, manajemen organisasi, team building, networking & human
relation dapat kita kembangkan disini. Organisasi juga merupakan tempat kita
mengaplikasikan ilmu yang kita peroleh di tempat kuliah.
Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan,
dan diupayakan penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat.
Diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan
memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.
Apa yang kita lakukan dalam organisasi kemahasiswaan
merupakan sebuah pembelajaran, perjuangan untuk bisa memberikan manfaat bagi
lingkungan dan masyarakat sekitar.
Dalam perannya sebagai masyarakat suatu bangsa, mahasiswa
juga dituntut untuk peduli, sadar dan merasakan kondisi nyata masyarakatnya
yang sedang mengalami krisis multidimensional, serta mengekspresikan rasa
empatinya tersebut dalam suatu aksi. Ketika meyakini kebenaran, mahasiswa
sejati akan memberi secara ikhlas tanpa pamrih, berjuang sepenuh hati dan jiwa
mereka. Daya analisis yg kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang
dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis intelektual.
Kampus merupakan gambaran dari masyarakat sesungguhnya
karena memiliki kemiripan kompleksitas permasalahan serta struktur sosial
dengan masyarakat sebenarnya. Ajang simulasi yang baik bagi mahasiswa untuk
mendapatkan bekal ketika benar-benar terlibat dan terjun ke masyarakat yang
sesungguhnya.
Mahasiswa seringkali menjadi pemicu dan pemacu
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang diinisiasi mahasiswa
terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis. Contohnya adalah mahasiswa
menyususn system organisasi kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonomi),
di kemudian hari Negara pun memberlakukan system otonomi daerah. Dalam kasus
lain, mahasiswa menginisiasi pemilihan langsung presiden mahasiswa, kini
presiden Indonesia pun dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.
Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan dimana seorang
mahasiswa menimba ilmu dan pengalaman semasa di bangku kuliah. Aktualisasi
dirinya dalam rangka pembelajaran guna diaplikasikan di kehidupan yang akan
datang.
Seorang mahasiswa tidak pernah salah, ketika apa yang ia bicarakan
benar-benar maka berarti ia hebat, tetapi ketika apa yang ia bicarakan salah
maka itu karena ia sedang belajar. Jadi sebagai mahasiswa kita tidak boleh
takut untuk terus belajar. Belajar tidak hanya didapat dibangku perguruan tinggi. belajar berorganisasi dan kegiatan
social kemasyarakatan lainnya dapat meningkatkan pemahaman kita tentang
kehidupan yang sebenarnya.
Belum pantas seseorang disebut mahasiswa tanpa memenuhi
konsekuensi-konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang
mahasiswa. Pemenuhan keseluruhan konsekuensi identitas tersebut menjadikan
mahasiswa memiliki kebermaknaan sebagai seorang mahasiswa, mahasiswa sebenarnya,
mahasiswa seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa !!
Gelora
pemuda adalah romantic perjuangan. Dalam kanca perjuangannya figure seorang
pemuda ingin menunjukan jati dirinya sebagai manusia yang memiliki sejuta arti
dengan memikul tanggung jawab yang cukup besar. Ia berusaha memunculkan diri
sebagai seorang mahasiswa yang memiliki kekuata yang
tinggi
sehingga aura jiwa mudanya benar-benar memancar (Hasan Albana)
Berkaitan dengan istilah mahasiswa seringkali diartikan dari
kata per kata yang dimulai dari Maha yang berarti besar dan siswa berarti orang
muda yang terdididk secara structural
dalam sebuah lembaga pendidikan. Sehingga layak mahasiswa memiliki kedudukan
pada perbedaan jenjang pendidikan yang dibuktikan denmgan cerdas secara
intelktual, emosional dan spiritual.
Kedudukan demikian yang memebedakannya dengan yang lain,
akibat lingkungan kehidupannya yang terus disinyalir dengan budaya-budaya
pendidikan. Namun yang menjadi batasan umumnya hanya pada sebuah pendefinisian,
mahasiswa terletak pada keterikatan atau ketergantungannya dengan institusi
perguruan tinggi yang digulumutinya. Namun jika telah selesai maka dia telah
kembali menjadi rakyat, namun rakyat yang berkualitas serta berbeda dengan
masyarakat biasa pada umumnya.
Kedudukan mahasiswa dalam masyarakat merupakan pemuda-pemudi
generasi penerus bangsa yang berada dalam naungan universitas dan memiliki warna yang khas dalam
kehidupan masyarakat, kerna peranannya baik diarena kampus maupun diluar kampus. Keunikan ini tampak pada serentetan
atribut yang disandang mahasiswa yaitu intelektual muda yang berarti mahasiswa
adalah pemuda yang berpengetahuan dengan intelektualitas yang dapat diandalkan.
Fungsi mahasiswa Kelompok penekan (pressure group) yang berarti mahasiswa memiliki kekuatan untuk
menekan suatu hal atau pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang bermanfaat
bagi masyarakat, sebagai agen pembaharu (agent
of change), inilah fungsi penting dari mahasiswa yaitu mengeluarkan
aspirasinya dan ide-ide hebatnya untuk melahirkan suatu system pemikiran baru
yang berdampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu peran
yang takkalah pentingnya adalah kedudukan mahasiswa sebagai moral force bagi
masyarakat yang telah ditunjukan sejak jaman perjuangan kemerdekaan dengan
lahirnya organisasi kepemudaan seperti budi utomo 1908, jong java, jong celebes,
jong islamenten bond, jong sumateranen bond, jong ambon dan lain-lain.
Kedudukan khas yang ditempati oleh mahasiswa dalam
lingkungan masyarakat inilah yang selalu
menjadi topic pembahasan yang menarik karena karena setiap masyarakat selalu menanti peran
real dari mahasiswa untuk mengukuhkan kedudukan khas tersebut serta perwujudan
dari ucapan Hasan Al bana (Gelora pemuda adalah romantisme perjuangan).
Terus bagaimana dengan peran mahasiswa dalam kedudukannya di
kehidupan kampus, senada dengan perkataan hasan albana, bahwa gelora mahasiswa
adalah romantisme perjuangan, merupakan kalimat yang maknanya dapat mencakup
seluruh peran mahasiswa dalam kehidupan kampus, dimana gelora tersebut
dibutuhkan untuk memperjuangkan kehidupan kampus dan peranannya bagi kehidupan
bangsa.
Menurut Afif dalam karya ilmiahnya yang berjudul “peran
mahasiswa dalam mengemban tri darma pergurun tinggi” disebut bahwa perguruan
tinggi adalah lembaga tinggi terakhir dari herarki pendidikan formal yang
mempunyai tiga misi yang diembankan yaitu: pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.[3]
Tiga misi yang diembankan tersebut, bukanlah misi yang
ringan untuk direalisasikan. Misi pendidikan diperguraun tinggi merupakan
proses berlangsungnya pewaris ilmu pengetahuan dari satu generasi ke generasi
yang kemudian pada gilirannya akan mereformasikan peradaban umat manusia kearah
yang lebih baik.
Berikutnya, agar dengan demikian proses alih generasi juga
diikuti dengan proses alih pengetahuan dalam arti luas. Kemudian untuk
menghindari stagnasi ilmu pengetahuan yang berorientasi pada tuntutan zaman,
maka dalam proses berlangsungnya, pewaris ilmu pengetahuan tersebut membutuhkan
pengembangan konsep atau teori kearah yang lebih baik.
Usaha pengembangan teori atau konsep yang dilaksanakan
dengan sistematis malalui prosedur ilmiah. Kegiatan ini kemudian disebut dengan
penelitian. Hasil dari seluruh kegiatan pewaris pengetahuan yang diikuti dengan
pengembangan konsep yang terus di Up to
date sebagai alat, bekal dan persiapan untuk mewujudkan misi terakhir yaitu
pengabdian terhadap masyarakat.
Dengan demikian untuk lebih berada pada tataran real, pelaksanaannya membutuhkan
kesadaran secara kolektif akan kedudukan dan peran kemahasiswaan sehinga tidak
berhenti sebagai mahasiswa biasa yang cenderung tumpul dalam menyikapi kondisi
social serta oportunis akan lingkungannya sendiri, maka oknum tersebutlah yang
merusak kefitrahan eksistensi dan perjuangan mahasiswa itu sendiri serta akan
memikul dosa sejarah.
[1]Karya Ilmiah Ringkas
ini Di Sampaikan Kepada Kelompok Kajian
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, Kabupaten Kepulauan Sula Tanggal 12
Juli 2011.
[2]Karya Ilmiah Ringkas
ini Di Sampaikan Kepada Kelompok Kajian
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara, Kabupaten Kepulauan Sula 20 juli
2011. Saat itu Penulis adalah
Sekretaris Umum HMI Cabang Sanana Periode 2011-2012.
Komentar
Posting Komentar