Langsung ke konten utama

SEKILAS MENGENAL LEBIH DEKAT SOSOK SAHRUL TAKIM



SEKILAS MENGENAL LEBIH DEKAT
SOSOK SAHRUL TAKIM

Sahrul Takim, lelaki yang Lahir di Sanana (salah satu Kecamatan di Maluku Utara) Desa Falahu tepatnya pada Tanggal, 19 April 1989 yang merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Syahrul dibesarkan dalam busutan kedua orang tua yakni Bapak M. Takim Kadir dan Ibunda Tercinta Norma Latif yang sangat menjaga nilai-nilai keagamaan. Kedua orang tua dari suku berbeda tersebut telah memberikan warna tersendiri bagi kehidupan keluarga syahrul, dimana ayah dari Syahrul (M. Takim Kadir) berasal dari makasar yang berdagang dengan ayahnya Bapak Abdul Kadir Taib (kakek Syahrul) ke sanana dan mengembangkan usahanya di Desa Kabau sekarang sudah menjadi ibu kota kecamatan Sulabesi Barat dan menikah disana dengan Sity Aisyah Umamit (Nenek Syahrul). Bapak abd. Kadir Taib pernah menjabat sebagai Kepala Desa Kabau dan merintis pendirian dan pemekaran Desa Ona (Salah Satu Desa di Kecamatan Sulabesi Barat) lalu menetap di sana dengan anak-anaknya, karena dedikasi dan semangat kemanusiaannya beliau di percayakan oleh masyarakat Desa Ona menjadi Kepala Desa Ona.
M. Takim Kadir adalah salah satu anaknya yang dengan cita-cita besar mengembangkan potensi dirinya dan memilih untuk berangkat melanjutkan pendidikan Study SMU (Sekolah Menengah Umum) di Ujung Pandang (Makasar) Provinsi Sulawesi Selatan dan meniatkan untuk melanjutkan ke perguruan Tinggi, karena kesehatannya tidak memungkinkan maka beliau membatalkan niatnya dan kembali kekampung halaman membantu pekerjaan ayahnya. Sedangkan Nurma Latif (ibu dari Syahrul Takim) yang dengan basicnya sebagai santri pada pondok pasantren Al-Khairaat kalumpang kota ternate saat itu di tugaskan untuk melakukan praktek. Nurma Latif lalu di tempatkan wilayah praktek pengajaran pendidikan agama islam di Kecamatan Sanana (waktu Kabupaten Kepulauan Sula belum di mekarkan) salah satu muridnya adalah Jainab Umakaapa (Guru Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Negeri Sanana Sekarang).
Saat tiba di sanana Nurma Latif di panggil oleh Kakek Syahrul untuk tinggal bersama mereka karena saat itu belum ada rumah guru yang di buat untuk menampung tenaga pendidikan baik PNS maupun Non PNS. Seiring dengan waktu berjalan akhirnya keluarga dari M. Takim Kadir memutuskan untuk menjodohkannya dengan Guru Praktek Bidang Study Bahasa Arab tersebut. Kakek dari Syahrul (Hi. Soeleman Taib adik kandung Kadir Taib) kemudian berangkat ke ternate dan meminta restu kepada kedua orang tua Nurma Latif, walau dengan menghadapi tantangan berat karena ketegangan pada persoalan kebudayaan dan letak geografis antara kedua pasangan yang di jodohkan menjadi masalah krusial untuk dicari jalan keluarnya, namun atas Berkat Allah SWT dan niatan baik kedua belah pihak maka tantangan itu berhasil dilalui ketika mendapat restu dari keluarga Nurma Latif dengan persyaratan harus menikah di Ternate.
Setelah melalui pernikahan dan bersama mengarungi bahtera kehidupan akhirnya kedua pasangan ini di karuniai delapan orang anak diantaranya Abd. Rahman Takim, Abd. Muthalib Takim, Mukhlis Takim, Masyita Takim, Syahrul Takim, Akbar Takim, Syamsul Takim dan putri bungsu Jumiyati Takim. Atas pengakuan primordial satu di antaranya (Samsul Takim, adik kedua dari Syahrul) telah duluan di panggil Allah SWT dan tidak sempat bersama-sama dengan ketujuh saudaranya. Syahrul dan keenam saudara lainnya pun tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tua serta di sentuh dangan sejuta nilai-nilai yang sarat akan basic edukatif berupa penanaman nilai komitmen terhadap culture dan agama.
Syahrul pun tumbuh dan mulai melalui pendidikan di SD Negeri Ona pada Tahun 1995 disanalah dia mulai mengenal pendidikan secara formal namun selain itu pendidikan secara informal pun di lakukan oleh kedua orang tuanya di rumah, beliau menyelesaikan study dasar (SD) pada Tahun 2001 kemudian melanjutkan pengembaraan Studinya ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Sanana, dan menamatkannya pada Tahun 2004, langsung melanjutkan lagi ke Madrasah Aliyah Negeri Sanana dan menyelesaikan study setaraf SMUnya Tahunnya 2007.
Dengan semangat menggelut pendidikan yang bergelora dalam dirinya, walau telah di sarankan oleh kedua orang tuanya agar menunda satu Tahun dulu untuk menyiapkan perlengkapan kebutuhan lanjutan study tetapi Syahrul turus meyakinkan kepada kedua orang tua serta keluarganya bahwa dirinya mampu untuk melanjutkan pendidikan tanpa harus berhenti untuk sementara. Berkat keyakinan dan kesiapan diri akhirnya Syahrul di berikan restu oleh orang tua dan saudaranya untuk terus melangkah, hingga pada Tahun 2007 Syahrul melanjutkan Study disalah satu Peguruan Tinggi di Sanana yang induknya berada di Ternate yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ternate dengan keyakinan bahwa sekolah dimana saja tempatnya  bukan menjadi ukuran, namun substansinya ada pada keinginan kuat untuk berguluti dengan buku dan bersama orang-orang tercerahkan sebagai aplikasi dari interaksi akademik untuk memperkokoh pengetahuannya.
Selama berada di Perguruan tinggi Syahrul tidak semata-mata menjalani kuliah ensih, namun dengan hasrat belajar, berbuat dan jiwa social serta semangat solidaritasnya ia banyak terjun di organisasi-organisasi yang berada di Kabupaten Kepulauan Sula juga secara internal di STAIN Ternate di Sanana. Saat semester dua Syahrul telah eksis dan menjadi salah satu Sekretaris Bidang PPD (Partisipasi, Pembangunan Daerah) Pengurus BEMJT STAIN Ternate di Sanana Periode 2008-2009, dengan sikap responnya terhadap pengembangan dunia kemahasiswaan maka Pada Semerter Empat melalui Pemilihan Umum Mahasiswa Syahrul di berikan amanah kemanusiaan untuk menjadi Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Tarbiyah (BEMJT) STAIN Ternate di Sanana Periode 2009-2010.
Secara eksternal Syahrul bergabung pada salah satu organisasi Cipayung yang letak geo administrative berada di Kepulauan Sula yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sanana. Sahrul memulai jenjang perkaderannya melalui Basic Training (LK-I) HMI Komisariat STAIN Sanana Periode 2006-2007 yang di ketuai Oleh Kanda Abid Selpia dengan ketua Panitia Kanda Irman Banapon.
Dengan mengikuti secara teratur tahapan LK-I yang mengedepankan Tema “Revialisasi Peran dan Fungsi HMI; dalam mewujudkan Kader HMI yang kritis dan dinamis” akhirnya menetapkan dan mengukuhkan beliau menjadi anggota HMI Cabang Sanana, setelah menyandang identitas sebagai kader HMI dan aktif dalam perkaderan, selanjutnya pada enam bulan berikutnya beliau meningkatkan jenjang keorganisasian dengan mengikuti Intermediate Training (Latihan Kader II) Tingkat Regional HMI Cabang Sanana Periode 2008-2009 dengan Tema “Rekonstruksi Paradigma Berfikir Kader; Memperkuat Kittah Perjuangan HMI Menuju Indonesia Maju Dan Bermartabat” di bawah kepemimpinan Kanda Maulana Usia dengan ketua panitia Kanda Adidas Latea. Pada Periodesasi 2011-2012, Syahrul Mengikuti Training Of Trainer (TOT) NDP dan Senior Course (SC) dibawah kepemimpinan Kanda Irman Banapon.
Dalam pengabdian sejak Tahun 2008 Syahrul memulai karirnya sebagai Wakil Sekretaris Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP)HMI Komisariat STAIN Sanana Periode 2008-2009 yang diketuai oleh Kanda Hasrun Umasugi, pada periode berikutnya Syahrul dipercayakan setingkat dalam kedudukan organisasi yakni menjadi Wakil Sekretaris Bidang PTKP HMI Cabang Sanana Periode 2009-2010 yang di ketuai oleh Kanda Syafrin Rahmat Tuguis. Pada Periode 2010-2011 ia menduduki posisi pada internal HMI Cabang Sanana sebagai Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) yang saat itu dipimpin oleh Kakanda Isra Buamona. Pada periode 2011-2012 meneruskan karirnya menjadi Sekretaris Umum HMI Cabang Sanana mendampingi Kanda Irman Banapon Sebagai Ketua Umum HMI Cabang Sanana. Karena dengan semangat untuk membangkitkan dan membawa HMI pada khittahnya sebagaimana anjuran pendiri HMI Ayahanda Lafran Pane yang tak pernah surut akhirnya melalui Rahim Musyawarah Cabang (MUSCAB) – VII HMI pada Tanggal 28 Bulan Agustus Tahun 2012 Syahrul dipercayakan untuk menempati puncak tertinggi sebagai Ketua Umum HMI Cabang Sanana Periode 2012-2013, karirnya terus naik setahap pada jenjang organisasi yakni Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Maluku-Maluku Utara (BADKO HMI MAL-MALUT) Periode 2014-2016 dengan kedudukannya sebagai Ketua Bidang eksternal di bawah kepemimpinan Kanda Rusli Umanailo.
Diluar dari Kedua organisasi diatas, masih ada lagi organisasi yang sempat diguluti pada Tahun 2007, seperti Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Islah STAIN Ternate di Sanana, salah satu lembaga yang bergerak pada jalur dakwah, pengkajian pemikiran dan peradaban Islam dan Tahun 2008 Syahrul terlibat juga pada Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula (HMPS) Cabang Kepulauan Sula, syahrul adalah orang pertama yang menjabat sebagai Ketua HMPS Komisariat STAIN Sanana Periode 2008-2009 dan bersama ketua Umum serta pengurus HPMS Cabang Kepulauan Sula turut merintis HPMS Pelajar Kota Sanana yang beranggotakan perwakilan pelajar SMU sederajat yang ada di Kota Sanana dan mengawalnya sampai pada Tahapan pembentukan kelompok Belajar (Study Club) disetiap Sekolah Menengah Umum (SMU) Sekota Sanana, karir selaku pengurus di HPMS Cabang Sanana berakhir dengan memiliki kedudukan sebagai Ketua I HPMS Cabang Kepulauan Sula Periode 2011-2012 yang di ketuai Oleh Kanda Munir Banapon.
Perilaku sebagai sosok organisatoris tetap mengental pada diri syahrul dan mendorongnya untuk membantu kepengurusan Isra Buamona di Organisasi Pemuda Pancasila Cabang Kepulauan Sula yang awalnya mereka Pernah bersama-sama di HMI dari komisariat sampai ke Cabang. Di Organisasi yang berslogan “Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang” berhaluan Nasionalis untuk menegakkan dan mewujudkan semangat pancasilais pada diri masyarakat, syahrul dipercayakan menduduki Ketua Bidang Politik dan Ideologi yang memiliki tugas untuk memberikan Pendidikan Politik (DIPOL) Kepada Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula.
Dibidang lingkungan hidup dan sumberdaya alam, Syahrul juga bersama teman-teman membentuk lembaga Green Community (Green-C) dan menempati posisi sebagai Ketua Presidium Green-C. Organisasi tersebut bergerak dalam bidang pengkajian bencana ekologis dan kemanusiaan yang merusak tatanan kehidupan masyarakat saat ini dan masa mendatang.
Syahrul juga terlibat dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernama Gerakan Indonesia Baru di singkat LSM GIB. Suatu lembaga yang bertugas untuk mengkaji sekian persoalan pembangunan di tingkat daerah hingga dalam kancah nasional untuk membantu mencari jalan keluarnya. Pada lembaga ini Syahrul menempati posisi sebagai Ketua GIB.
Terlepas dari kinerja selaku organisator beliau juga sangat konsisiten dalam pengembangan Sumber Daya Manusia dengan tak sedikit mendirikan Study Club-Study Club di lingkungan Kampus dan Internal Organisasi sebagai instrument pengembangan mahasiswa Sula untuk memiliki kesadaran individual dan social atas tugas-tugas kemanusiaannya.
Syahrul adalah salah satu Alumnus STAIN Ternate di Sanana pada Tahun 2012 yang komitmen dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan pro Mustad’afin juga sangat menjunjung tinggi norma Ilahi sebagai pedoman di Dunia dan di Akhirat serta turut memelihara agar Sumber Daya Manusia tumbuh dan berkembang untuk dapat menjamur pada masyarakat diseluruh pelosok Kabupaten Kepulauan Sula dengan sebuah tujuan yakni pengabdian kepada masyarakat.
Setelah Wisuda di STAIN Ternate di Sanana dengan Nilai Tertinggi dari teman-temannya, Sahrul Juga memperoleh standar klasifikasi Kum Laude (Nilai Terbaik dalam rujukan administrasi akademik) dan memperoleh Gelar Sarjana (S.PdI) di belakangnya, akhirnya pada tahun yang sama beliau ditawar untuk menjadi tenaga administrasi sekaligus sebagai tenaga pengajar (asisten dosen) pada Kampus yang baru didirikan yakni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula Maluku Utara yang merupakan kampus satu-satunya di Kabupaten Kepulauan Sula yang sedari awalnya waktu syahrul masih mahasiswa juga turut membantu pihak yayasan dalam membangun Kampus sekaligus menjadi sentral peradaban masyarakat sula ini. Tepat akhir Bulan Agustus beliau menerima tawaran itu dan bertugas sebagai tenaga administrasi di Empat Program Study yang berada di bawah dua jurusan yakni Syari’ah dengan dua program studi yakni akhwal Al-Syaksiyah (Hukum Islam) dan Muamalah (ekonomi Islam, sedangkan Jurusan Tarbiyah yakni Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Pendidikan Agama Islam (PAI) selama satu Tahun penuh. Dalam menghadapi lingkungan baru yang penuh dengan tanggung jawab tersebut Syahrul seolah diuji kesarjanahannya melalui kerja-kerja akademik yang membutuhkan konsentrasi penuh serta banyak bersabar dikarenakan terdapat banyak kekurangan akibat kondisi kampus yang baru dibangun maka hendaknya kampus di bawah pimpinan Bapak Abd. Rahman Kharie, S.Ag., M.Pd.I membutuhkan penyempurnaan-penyempurnaan dari setiap orang yang bekerja dengan modal cerdas dan ikhlas, sesuai dengan motto Kampus STAI yakni “Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas”. Dengan ketenangan dan keuletan menjalankan tugas, Pada Pertengahan Tahun 2013 Rapat pimpinan STAI Babussalam Sula dan pihak Yayasan Babussalam Sanana dengan agenda evaluasi akademik dan reshuffle civitas Akademika, Syahrul yang terlihat baru seumur jagung bila dibandingkan dengan para dosen dan pengurus lainnya di Kampus, beliau  kemudian dipercayakan sebagai sekretaris Jurusan Tarbiyah STAI Babussalam Sula yaeng menurut Syahrul, dia pun tidak tahu apa alasannya. Namun jabatan oleh Syahrul bukanlah kedudukan atau kekuasaan semata, namun jabatan sesungguhnya adalah amanah yang dipercayakan kepada kita untuk diemban, dari asumsi paradigmatic tersebut maka bismillah beliaupun menerimanya.
Ceritapun berlanjut, tepat akhir Tahun 2013, ditengah tuntutan pengembangan perguruan Tinggi STAI Babussalam Sula Maluku Utara, Yayasan Babussalam Sanana kemudian mempercayakan Sahrul dan beberapa dosen untuk melanjutkan studi Strata II pada IAIN Ternate dan menamatkannya pada Tahun 2015. Sahrul melanjutkan jenjang lebih tinggi dengan tetap pada konsentrasi Jurusan yakni pendidikan Agama Islam. Dengan Tekad yang kuat dan tuntutan regulasi maka pada tahun 2022, Sahrul melanjutkan Jenjang pendidikan Doktor pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Seiring dengan perjalanan waktu, dengan berkembangnya regulasi dan tuntutan pendidikan tinggi, Sahrul kemudian ditunjuk oleh Yayasan Babussalam Sanana untuk menjadi Ketua STAI Babussalam Sula Maluku Utara. Walau sempat dilakukan penolakan dengan alasan masih banyak senior yang lebih pantas, namun alasan itu justeru membuat Pihak Yayasan semakin memantapkan untuk menunjukan Sahrul Seagai Ketua STAI Babussalam Sula Maluku Utara. Dengan berdasarkan kepercayaan para  tetuah yayasan dan semangat pengabdian, maka Bismillah Sahrul menerimanya.     
Wajarlah jika semangat yang tak kunjung surut ini dikarenakan dalam kehidupan keluarganya, Syahrul senantiasa diajarkan dengan cara hidup yang sederhana, selalu ulet dalam bekerja, dan tetap optimis dalam menghadapi problematika kehidupan yang penuh dengan tantangan.  Namun  kesemuanya itu hanya  realitas  atau konstitusi hidup yang harus dinikmati.
Semangat tersebut berangkat dari sebuah motto yang menjadi pegangan hidup yakni “Nasib baik adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan” dengan sebuah motivasi “Ketika masalah datang, Anda akan menjadi lebih damai jika yang Anda pikirkan adalah jalan keluar dari masalah; bukan membayangkan penderitaan yang akan Anda alami.”
Dengan motto dan motivasi tersebut mengantarkan Sahrul untuk melanjutkan studynya pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAIN) pada tahun 2013 yang dulunya sewaktu Sahrul S1 kampus tersebut masih berstatus STAIN dan Sahrul menyelesaikan studinya tepat waktu pada tahun 2015 dengan perolehan nilain yang memuaskan sama seperti waktu S1.
          Demikian gambaran singkat sosok Sahrul Takim, lelaki yang terlihat murah senyum, penuh dengan suasana santai, humoris dan senang bergaul dengan siapa saja. Banyak cerita dan pengalaman empiris telah dilalui baik suka maupun duka menyertai lelaki yang tak terbiasa dengan rambut pendek ini.
         

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKILAS MENGENAL ABANG RUDI

Rudi Duwila, Keseharian biasanya saya sapa beliau dengan panggilan Abang Rudi. Panggilan ini memang sangat kental dikalangan warga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sepengetahuan dan sepengalaman saya, beliau adalah sosok kakak yang sederhana, dermawan, murah senyum, sapa sesama, sabar, rendah hati dan banyak lagi yang patut untuk di dijadikan teladan.  Sebagasi yunior saya adalah salah satu yang mendapat perlindungan dari Bang Rudi waktu berproses menjadi mahasiswa kala itu, saya sangat merasakan perlindungan dari beliau diantara para senior lain kala itu, sebut saja Budi Banapon,  Bustamin Sanaba , Ipa Irfan  dan lain-lain, karena setahu saya sewaktu mulai aktif di HPMS Cabang Kepulauan Sula sejak tahun 2013 dengan Jabatan Ketua Komisariat HPMS STAIN Sanana, mereka inilah senior yang saya kenal. Perlindungan dan Kasih sayang para senior termasuk Bang Rudi  dapat resapi dalam pola kehidupan berorganisasi dan kesehariannya. Dalam setiap gerakan aksi demonstrasi yang sa...

“PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM”

CATATAN KECIL                                                                              O L E H : SAHRUL TAKIM   BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Pendidik (Guru) merupakan salah satu hal terpenting dalam proses pendidikan. Tugas guru sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia di sisi Allah SWT dan mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tapi penghargaan yang tinggi tersebut diberikan kepada guru yang bekerja secara tulus dan ikhlas dalam mengajar peserta didiknya, atau bisa disebut juga guru tersebut bekerja secara professional...

Kampung Ku Dunia Ku; Sebuah Cerita

Oleh: Sahrul Takim   Hidup ini adalah pergiliran antara satu kenyataan dengan kenyataan berikutnya. Dari sejak awal dilahirkan di dunia ini, manusia sudah bersua dengan berbagai peristiwa dan ujian. Entah disadari atau tidak, yang jelas begitulah faktanya. Ada susah-senang, duka-suka, derita-bahagia, sakit-sehat, benci-gembira, tangis-tawa dan seterusnya. Semuanya dipergilirkan. Begitu kata sebagian orang bijak mengingatkan. Masuk dalam medan baru kehidupan atau apa yang dikenal dengan kehidupan dunia adalah pilihan takdir yang sudah diatur oleh Sang Kuasa. Tak ada yang mampu menolaknya. Tidak ada yang mampu ‘mengawali’ dan tidak ada yang mampu ‘mengakhiri’. Sebab kehadiran manusia—melalui rahim suci sang bundanya—adalah takdir yang tak mampu ditakar akal dan kemampuan manusia. Begitu juga, ketika kelak meninggal. Ia adalah takdir Sang Kuasa. Aku sebagai salah satu dari miliyaran manusia yang menghirup nafas di dunia ini tentu punya alur hidup tersendiri. Mau bagaimana aku menjalan...