By: Imam Lafran S Takim Kritik adalah bagian tak terpisahkan dari kepemimpinan, dan siapa pun, tak peduli sehebat apa pun, pasti akan menghadapinya. Bahkan para khalifah besar dalam sejarah Islam, yang dikenal bijak dan adil, tak luput dari koreksi dan teguran rakyatnya. Tentu, kritik bisa terasa menyakitkan, apalagi jika disampaikan dengan nada tajam dan langsung. Bagi banyak pemimpin, kritikan bisa menjadi ujian ego, bagaimana respons mereka terhadap teguran tersebut, sementara mereka berada di puncak kekuasaan. Namun, Sayyidina Umar bin Khattab memberikan teladan yang berbeda. Alih-alih marah atau merasa terancam, Umar menyikapi kritik dengan ketenangan dan kebesaran hati. Ketika teguran datang, ia tak pernah membalas dengan amarah, melainkan dengan kesantunan. Sikapnya menunjukkan bahwa kekuatan sejati seorang pemimpin terletak pada kemampuannya menerima kritik dengan lapang dada, kemudian membenahi sesuatu yang masih kurang dalam kepemimpinannya. Hal ini juga berlaku bagi semua pe...
Dibuat untuk mempublikasi informasi yang bermanfaat